Cuplikan kesenian Hadrah di Desa Pelana, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Agustus 2015)
Ensembel instrumental hadrah yang terdapat di Desa Pelana, Kabupaten Banyumas, menggunakan 6 buah frame drum yang disebut “kenjring” serta sebuah ketipung dan sebuah bedug. Ensembel ini untuk mengiringi lantunan Barzanji dan syair-syair religius berbahasa Indonesia. Kenjring memiliki kesamaan dengan gendang yang digunakan kaum Muslim di Bali dalam kesenian qasidah dan rudat. Di daerah ini, hadrah pada umumnya dimainkan oleh klompok wanita, sedangkan untuk kaum laki-laki terdapat kesenian lain yang disebut “marawis”.
Video: Cuplikan kesenian Hadrah di Desa Pelana, Kabupaten Banyumas
Video: Cuplikan kesenian Hadrah di Desa Pelana, Kabupaten Banyumas
Kesenian Angguk di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Agustus 2015)
Kesenian “angguk” merupakan tari kelompok anak laki-laki yang mengikuti lagu berbahasa Arab. Sebagai iringan, digunakan sejenis frame drum yang disebut “terbang” (seasal dengan frame drum di Bali), beduk, tambourine, serta gendang memanjang yang disebut “kendang” dan ketipung. Kesenian ini juga diperkirakan merupakan perkembangan dari lantunan syair religius, seperti kesenian rudat.
Video: Kesenian Angguk di Kabupaten Banyumas
Video: Kesenian Angguk di Kabupaten Banyumas
Kesenian Shalawat di Desa Papringan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Agustus 2015)
Video ini merupakan rekaman dari penampilan shalawat di Desa Papringan, Kabupaten Banyumas. Shalawat adalah lantunan syair religius yang ditampilkan pada hari raya untuk meminta perlindungan dari Tuhan dan Nabi. Alat musik yang digunakan adalah “terbang”, yaitu sejenis frame drum yang memiliki kesamaan dengan rebana di dalam kesenian burdah di Bali, gendang ketipung dan “kentong” (alat perkusi yang dibuat dari bambu). Syair shalawat yang berbahasa Arab diwariskan secara lisan, tidak digunakan teks secara tertulis.
Video: Kesenian Shalawat di Desa Papringan, Kabupaten Banyumas (Agustus 2015)
Video: Kesenian Shalawat di Desa Papringan, Kabupaten Banyumas (Agustus 2015)