Hadrah (hadroh)
“Hadrah”, atau disebut juga “hadroh”, adalah lantunan syair berbahasa Arab, seperti Barzanji yang diiringi ensembel instrumental rebana. Pada umumnya kesenian hadrah ditampilkan oleh 6-10 orang lelaki yang menyanyi sambil memainkan rebana atau jidur walaupun kadang-kadang terdapat pelantun tambahan khusus yang menggunakan mikrofon. Pemain rebana pada dasarnya berposisi duduk, namun kadang kala tubuh mereka bergerak secara dinamik seperti menari.
Rebana yang digunakan dalam kesenian hadrah sama dengan rebana yang digunakan dalam kesenian rudat, yaitu jenis rebana yang berukuran lebih kecil dan tipis daripada rebana yang digunakan dalam kesenian burdah. Pada umumnya pemain hadrah memukul rebana dengan lebih cepat dan keras daripada dalam kesenian burdah.
Hadrah adalah kesenian yang relatif baru di masyarakat Muslim di Bali, dan diperkirakan masuk dari pulau-pulau lain di Indonesia yang berbudaya Islam, seperti Pulau Jawa, pada tahun 1980-an. Di Kampung Pegayaman (Kabupaten Buleleng) kadang-kadang rudat pun disebut dengan istilah hadrah.
Rebana yang digunakan dalam kesenian hadrah sama dengan rebana yang digunakan dalam kesenian rudat, yaitu jenis rebana yang berukuran lebih kecil dan tipis daripada rebana yang digunakan dalam kesenian burdah. Pada umumnya pemain hadrah memukul rebana dengan lebih cepat dan keras daripada dalam kesenian burdah.
Hadrah adalah kesenian yang relatif baru di masyarakat Muslim di Bali, dan diperkirakan masuk dari pulau-pulau lain di Indonesia yang berbudaya Islam, seperti Pulau Jawa, pada tahun 1980-an. Di Kampung Pegayaman (Kabupaten Buleleng) kadang-kadang rudat pun disebut dengan istilah hadrah.
|
|