Kepaon
Kepaon adalah nama kampung Muslim yang sudah tua yang terletak di bagian selatan Kota Denpasar.
Pada pertengahan abad ke-19, istana Pemecutan di Kerajaan Badung menghadiahkan puteri raja dan tanah tempat tinggal kepada seorang lelaki Muslim bernama Raden Sastraningrat karena dedikasinya dalam perang dengan kerajaan sebelah, Mengwi. Itulah awal mula dibangunnya kampung Muslim tersebut di daerah ini.
Setelah zaman itu, orang-orang dari berbagai tempat, seperti orang Madura dari Jawa Timur, orang Bugis dari Sulawesi Selatan, dan orang Minangkabau dari Sumatera Barat, telah berdatangan dan bergabung di kampung ini.
Pada pertengahan abad ke-19, istana Pemecutan di Kerajaan Badung menghadiahkan puteri raja dan tanah tempat tinggal kepada seorang lelaki Muslim bernama Raden Sastraningrat karena dedikasinya dalam perang dengan kerajaan sebelah, Mengwi. Itulah awal mula dibangunnya kampung Muslim tersebut di daerah ini.
Setelah zaman itu, orang-orang dari berbagai tempat, seperti orang Madura dari Jawa Timur, orang Bugis dari Sulawesi Selatan, dan orang Minangkabau dari Sumatera Barat, telah berdatangan dan bergabung di kampung ini.
(atas) Bale suji untuk merayakan Maulid Nabi : batang pisang dihiasi dengan telur rebus yang dibungkus kertas berwarna-warni.
Kesenian Kepaon
Di Kampung Kepaon terdapat tradisi merayakan Hari Raya Maulid Nabi setiap tahun. Warga kampung membuat beberapa “bale suji” (sebuah gunungan berbentuk kapal) untuk menggelar pawai di sekitar kampung yang dipimpin oleh tari kelompok lelaki, yaitu rudat. Bale suji dihiasi dengan telur-telur rebus yang dibungkus kertas berwarna-warni. Telur tersebut diartikan sebagai simbol Nabi Muhammad SAW sendiri atau berarti pula doa kemakmuran untuk berkembang biak. Pada akhir upacara, bale suji dibongkar dan telur-telur dibagikan kepada para warga sebagai hadiah tanda keberuntungan.
Selain itu, di Kampung Kepaon terdapat tradisi sunat massal dan syukuran memotong rambut bayi untuk pertama kali pada Hari Raya Maulid Nabi. Selama upacara berlangsung, sejumlah warga lelaki melantunkan doa dan syukuran dengan syair berbahasa Arab. Sampai kurang-lebih satu dekade lalu, kesenian burdah yang melantunkan syair dengan iringan rebana masih dimainkan pada kesempatan seperti ini. Tetapi, saat ini burdah sudah tidak ditampilkan, hanya syair yang dilantunkan tanpa iringan alat musik.
Selain itu, di Kampung Kepaon terdapat tradisi sunat massal dan syukuran memotong rambut bayi untuk pertama kali pada Hari Raya Maulid Nabi. Selama upacara berlangsung, sejumlah warga lelaki melantunkan doa dan syukuran dengan syair berbahasa Arab. Sampai kurang-lebih satu dekade lalu, kesenian burdah yang melantunkan syair dengan iringan rebana masih dimainkan pada kesempatan seperti ini. Tetapi, saat ini burdah sudah tidak ditampilkan, hanya syair yang dilantunkan tanpa iringan alat musik.
Rudat dari Kepaon